POSTLOMBOK.COM sepakat dengan berita baik
Lombok Tengah NTB (POSTLOMBOK.COM) – Dalam sambutanya saat menghadiri Pujawali Pura Prajahita, Selasa 14 Januari 2025, di Kota Praya Lombok Tengah tersebut, pada kesempatan pertama Miq Iqbal (sapaan akrab) menyampaikan permohonan maaf.
Maaf tersebut disampaikanya, karena pakaian yang ia gunakan pada acara yang suci itu, dinilai Miq Iqbal tidak sesuai. Dijelaskan Miq Iqbal kalau hal itu karena pada padatnya jadwal, ia mengharuskan dirinya hadir di acara pujawali tersebut.
“Mohon maaf atas pakaian yang saya gunakan, tidak ada maksud lain. Ini karena saya ke sini dari sebuah kegiatan dan saya juga membatalkan bertemu dengan seorang pengusaha Malaysia agar bisa hadir di sini,” tutur Miq Iqbal.
Untuk itu, ia berharap keluarga Ummat Hindu tidak tersinggung atas hal tersebut.
Pura Prajahita, merupakan pura yang tidak asing bagi Miq Iqbal. Ia menuturkan, kalau setiap akan ke pasar pada masa lalu, maka akan selalu melewati pura tersebut. Begitu juga bila akan ke terminal, hingga menonton bioskop.
Hampir dalam kegiatan sehari-hari bila ada di sekitar terminal, selalu akan melewati Pura Prajahita dan selalu banyak sahabat-sahabat yang bergama hindu bermain dan melakukan kegiatan bersama.
Bila melihat saudara hindu melakukan kegiatan keagamaan, apalagi dengan aneka tarianya yang indah, maka Miq Iqbal akan teringat atas kegumanya atas adat dan budaya Bali.
“Jadi jelek-jelek gini, paling tidak saya bisa menarikan tiga Tari Bali. Kapan-kapan saya tampilkan ya. Satu Tari Baris, dua Tari Truna Jaya dan tiga Tari Topeng,” ungkap Miq Iqbal.
Dirinya bisa menarikan ketiga tarian tersebut, karena di Kedubes ada kebiasaan bahwa para pegawainya hingga pejabat harus bisa menarikan tarian khas Indonesia jika sewaktu-waktu ada kunjungan pejabat dari negara sahabat. Saat itulah akan didaulat untuk tampil menari.
Saat menjadi dubes, dirinya tutur Miq Iqbal selalu menyampaikan kalau Bali itu sangatlah unik. karena dalam kosa kata bahasa Bali tidak ada kata-kata Seni atau Art.
“Kenapa begitu? Karena Bali itu, segala aspek kehidupanya adalah seni. Sehingga mereka tidak membutuhkan kata-kata seni,” ucap Miq Iqbal.
Dirinya lanjut Miq Iqbal, bermimpi bagaimana bisa membangun tradisi sasak agar bisa sama kreatifnya dengan masyarakat Bali dan membangun pola pikir sasak agar segala bagian dari hidup adalah seni dan tempat untuk tersenyum dan bahagia.
Dengan bertemu dan bercengkrama pada acara tersebut , Miq Iqbal berharap akan meningkatkan rasa syukur dan menambah semangat untuk terus bersama dan bersinergi membangun NTB ke depan dengan lebih baik. ()
