Lombok Barat NTB (POSTLOMBOK.COM) – Demi timgkatkan semangat bersekolah anak-anak didik dari keluarga kurang mampu, Dinas Sosial (Dinsos) NTB, mengantar dan mendampingi mereka berangkat menuju sekolah di hari pertama sekolah.
Pendapingan dan pengataran siswa yang penuh empati tersebut, dilakukan pada Senin 14 Juli 2025 di SRMP 18 Lombok Barat yang pada saat itu diikuti oleh puluhan siswa yang ada di sekolah tersebut. Dimana kegiatan dilaksanakan bekerjasama dengan Sentra Paramita Mataram.
“Selamat menempuh pendidikan di SRMP 18 Lombok Barat. Anak-anak akan dididik oleh guru-guru profesional,” ujar Kadis Sosial NTB, Dra. Nunung Triningsih, MM, saat menyambut para siswa.
Sebanyak 100 siswa yang berasal dari keluarga prasejahtera dan masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kabupaten Lombok Barat, mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
“Semoga menjadi anak yang cerdas dan sehat. Bangkit dan sejahtera bersama program Sekolah Rakyat,” tambah Nunung memberi motivasi.
Anak-anak yang hadir tidak sendiri. Mereka datang bersama orang tua atau wali yang turut menyaksikan langkah awal masa depan anak-anak mereka.
“Negara tidak tinggal diam. Kalian semua berhak atas pendidikan yang layak,” tegas Nunung lagi.
Selain Kadis Sosial, Kepala Sentra Paramita Mataram, Dr. Arif Rohman, juga hadir memberikan sambutan dan pengarahan. Hari pertama sekolah ini penting, bukan cuma untuk siswa, tapi juga bagi orang tua. Ini langkah awal menanamkan harapan.
Menurut Arif, SRMP 18 sudah sangat siap menjalankan proses belajar-mengajar dengan dukungan tenaga dan fasilitas.
“Kita punya 12 guru dan 6 tenaga kependidikan. Empat rombel juga sudah disiapkan khusus untuk angkatan ini,” paparnya.
Program Sekolah Rakyat merupakan bagian dari program prioritas Presiden Prabowo dalam membangun generasi unggul, berkarakter, dan mandiri.
“Kami di daerah menjalankan amanat itu. Wong cilik harus mendapat ruang yang adil untuk masa depannya,” tegas Arif.
Langkah Dinsos NTB dan Sentra Paramita ini bukan sekadar seremoni. Mereka hadir, menyapa, dan menggandeng anak-anak dari keluarga miskin untuk tetap bisa sekolah.