Home / Kejadian / PWNU NTB Peringati Hari Santri Nasional 2025 Dengan Ziarah Makam Ulama

PWNU NTB Peringati Hari Santri Nasional 2025 Dengan Ziarah Makam Ulama

Mataram (POSTLOMBOK.COM) – Keluarga besat Nahdlatul Ulama (NU) di NTB, Selasa 21 Oktober 2025, peringati Hari Santri Nasional ke 10 dengan gelar ziarah makam para ulama.

Gelaran ziarah makam para ulama tersebut, sebagai bentuk penghormatan dan tawasul kepada para pendahulu, yang telah berjasa dalam membangun dakwah, pendidikan, dan peradaban Islam di Bumi Seribu Masjid.

Dalam kegiatan menyambut hari santri dengan tema; ” Spirit Tawasul dan Kepemimpinan” tersebut, dihadiri dengan penuh semangat dan khidmad oleh pengurus berbagai pengurus yang ada di NU NTB.

Antara lain pengurus dan Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) NTB bersama lembaga dan badan otonomnya (banom), Gerakan Pemuda Ansor NTB, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Selain itu, ikut juga Lembaga Ma’arif NU NTB, Lembaga Wakaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama (LWPNU) NTB, serta Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) NTB.

“Pada kegiatan ziarah makam ulama kali ini, kamib mengunjungi tiga makam ulama besar Nahdlatul Ulama di Nusa Tenggara Barat,” kata H. L. Daud Nurjadi, S.H., M.Kn selaku Sekretaris Tanfidziah PW NU NTB kepada wartawan di Mataram.

Adapun tiga makam ulama yang dikunjungi tersebut, pertama, makam Almarhum TGH. M. Saleh Hambali di Bengkel, Lombok Barat yang merupakan Rais Syuriah PWNU NTB periode 1953–1968.

“Beliau (Almarhum), ulama kharismatik yang dikenal teguh dalam perjuangan dan luas ilmunya,” jelas H.L.Daud Nurjadi.

Makan ulama kedua yang dikunjungi yakni makam Almarhum Drs. H. Israil, yang merupakan Ketua PWNU NTB periode 1973–1985 yang ada di Karang Medain, Kota Mataram.

“Beliau dikenang sebagai penggerak dakwah sosial dan pendidik yang berdedikasi tinggi,” imbuh H.L.Daud.

Dan Ketiga yang dikunjungi, makam Almarhum Ir. H. M. Mahfudz, M.M., Ketua PWNU NTB periode 2007–2012, merupakan tokoh pembaharu gerakan NU di era modern serta peletak dasar kemandirian organisasi di NTB.

Ziarah ini, dimaknai sebagai tawasul awal menjelang masa kepemimpinan baru di lingkungan PW NU NTB, serta Lembaga dan Banom NU NTB.

Lebih dari sekadar tradisi, kegiatan ini menjadi simbol penyambung ruh perjuangan dari generasi ulama pendahulu kepada generasi penerus, menegaskan bahwa perjuangan tidak berhenti oleh waktu, melainkan diwariskan melalui ilmu, adab, dan pengabdian.

Dalam suasana khidmat dan penuh kekhusyukan, seluruh peserta ziarah menyampaikan harapan yang sama, menggema di antara doa dan lantunan tahlil:

“Dalam perayaan Hari Santri yang ke-10 ini, kami berharap para santri Indonesia mampu menjadi generasi yang membawa masa depan bangsa menuju cahaya kemajuan,” ucap H.L.Daud.

Santri harus hadir bukan sekadar pewaris nilai, tetapi sebagai pelaku perubahan yang menyalakan harapan.

Pernyataan tersebut, menegaskan bahwa Hari Santri bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momentum spiritual dan intelektual untuk mengukuhkan jati diri santri sebagai agen perubahan, penjaga moral bangsa, dan pelanjut perjuangan para ulama.

“Santri diharapkan terus menebar kedamaian, menegakkan keilmuan, serta menjaga keutuhan negeri dengan keikhlasan, kecerdasan spiritual, dan semangat kebangsaan,” tandas H.L.Daud.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut jajaran pengurus PWNU NTB, di antaranya: H. L. Daud Nurjadi, S.H., M.Kn., selaku Sekretaris Tanfidziyah PWNU NTB, Muhammad Jayadi, selaku Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (LAKPESDAM) PWNU NTB beserta jajaran.

Selain itu, hadir pula Prof. Dr. Saparudin, M.Ag., selaku Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama NTB beserta jajaran. Ust. Dimas Wildan, M.Hi selaku Ketua LWPNU NTB beserta jajaran., Muhammad Iskandar Haris sebagai
Ketua PW IPNU NTB Beserta jajaran, Sa’adatin selaku Ketua PW IPPNU NTB serta jajaran.

“Kehadiran semua Banom dan Lembaga menambah kekhidmatan kegiatan ini. Mereka hadir tidak hanya sebagai peserta, tetapi juga sebagai pewaris semangat perjuangan ulama menanamkan nilai keikhlasan, pengabdian, dan cinta tanah air di setiap langkah pengabdian mereka,” papar H.L.Daud Nurjadi.

Peringatan Hari Santri Nasional tahun ini menjadi penegasan, bahwa santri bukanlah simbol keterbelakangan, melainkan potret kemajuan dan peradaban bangsa.

Dari pesantren lahir gagasan besar, pemikiran terbuka, dan semangat global santri yang berdaya, berilmu, berakhlak, serta mampu menghadirkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Dengan lantunan zikir dan doa di pusara para ulama, kegiatan ini menjadi pengingat bahwa perjuangan belum berakhir.

“Di setiap taburan bunga tersimpan pesan abadi: bahwa ilmu, adab, dan keikhlasan adalah warisan luhur yang harus terus dijaga dan diamalkan oleh setiap santri menuju Indonesia yang berkeadaban, berkemajuan, dan diridhai Allah SWT,” pungkas H.L.Daud Nurjadi.

About Redaksi

Check Also

Jalan Bagi Dr.HM. Nursiah Menuju Loteng 1 Makin Mulus Setelah Terpilih Jadi Ketua Golkar DPD II

Lombok Tengah, (POSTLOMBOK.COM) – Terpilihnya DR.HM.Nursiah S.Sos M.Si menjadi Ketua DPD II Golkar Lombok Tengah, …

Miq Iqbal Nyatakan Mataram Merupakan Wajah Provinsi, Sehingga Kebersihan dan Kerapian Jadi Prioritas

Mataram, (POSTLOMBOK.COM) – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menegaskan kembali komitmennya dalam mendukung upaya …

Yusron Hadi : Pergeseran Anggaran untuk Program Strategis dan Mendesak Serta Sesuai Aturan

Mataram, (POSTLOMBOK.COM) -Dua kali pergeseran anggaran yang terjadi di Pemprov NTB sudah sesuai aturan. Sasaran …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *